Welcome

PENGUNJUNG YANG BAIK TIDAK LUPA MENGIKUTI DAN MEMBROADCAST

Kamis, 13 September 2012

MAKRO


Makro adalah kreatif dalam pemotretan dengan menggunakan lensa makro untuk mendapatkan gambar obyek yang sangat dekat sekali. Foto makro juga digunakan untuk mendapatkan detail dan tekstur pada obyek yang kita potret. Dalam pemotretan makro, ruang tajam akan menjadi sempit sekali oleh karena itu dibutuhkan ketepatan pancahayaan dan focusing. Ketika tidak ada lensa makro untuk melakukan pemotretan ini kita bisa menyiasatinya dengan membalik lensa normal untuk pemotreta makro. Bahan-bahan :
 a. Kamera   
 b. Lensa Makro (jika punya)



 STILL LIFE




Foto still life adalah menciptakan sebuah gambar dari benda atau obyek mati. Membuat gambar dari benda mati menjadi hal yang menarik dan tampak “hidup”, komunikatif, ekspresif dan mengandung pesan yang akan disampaikan merupakan bagian yang paling penting dalam penciptaan karya foto ini. Foto still life bukan sekadar menyalin atau memindahkan objek ke dalam film dengan cara seadanya, karena bila seperti itu yang dilakukan, namanya adalah mendokumentasikan. Jenis foto ini merupakan jenis foto yang menantang dalam menguji kreatifitas, imajinasi, dan kemampuan teknis. Contoh :




 Bulb

  Bulb adalah teknik fotographi dengan memanfaatkan kondisi tempat yang gelap,dengan penerangan yang minim.Hal ini dilakukan agar dapat menciptakan suasana dimana kita dapat dikelilingi oleh cahaya.Misalnya saat pada malam hari di suasana yang gelap kita ingin mendapatkan efek dimana cahaya yang kita gerakan bisa berbentuk sesuai dengan hal yang kita inginkan.
  Pengaturan yang bisa diterapkan pada kamera anda adalah :
               ( Nikkon ) : Mode M ( Manual ) atur hingga shutter speed berkecapatan melewati 30 s
                                 maka anda bisa mempotret tanpa waktu ( dapat ditahan saat mengambil gambar )

                ( Cannon ) Mode B ( Bulb ) dengan kamera ini,anda tidak perlu menyeting suhtter speed.


FOTO ARSITEKTUR

 Kemanapun anda pergi akan menjumpai bangunan-bangunan dalam berbagai ukuran, bentuk, warna dan desain. Dalam jenis foto ini menampilkan keindahan suatu bangunan baik dari segi sejarah, budaya, desain dan konstruksinya. Memotret suatu bangunan dari berbagai sisi dan menemukan nilai keindahannya menjadi sangat penting dalam membuat foto ini. Foto arsitektur ini tak lepas dari hebohnya dunia arsitektur dan teknik sipil sehingga jenis foto ini menjadi cukup penting peranannya. Contoh : 


Jumat, 31 Agustus 2012

PENGUNJUNG YANG BAIK TIDAK LUPA MENGIKUTI DAN MEMBROADCAST


Teknik foto yang terdapat seperti gambar diatas biasa disebut depth of field (ruang tajam),teknik ini biasa memfokuskan satu objek dibandingkan dengan latar belakangnya yang dibuat blur,agar mendapat kesan yang lebih bagus.Tkenik ini sering sekali dilakukan oleh seorang fotographer amateur ataupun profesional,karena model yang ingin difoto biasanya ingin tampak lebih dominan dibandingkan dengan latar belakangnya,sehingga tampak seperti waktu yang berhenti disekitarnya saja. Teknik ini memiliki beberapa hal yang harus diperhatikan,agar gambar sesuai dengan keinginan sang model . hal - hal tersebut ialah :

                  - Jarak pemotretan ( Jauh = luas, dekat = sempit )
                  - Bukaan diafragma ( Kecil = Luas. Besar = Sempit )
                  - Jarak focus lensa / focal lenght ( Tele = Sempit, Wide = Luas,   Normal  = Bisa diatur.

Teknik pemotretan ini biasa berfokus pada suatu titik,dengan mengatur appeture/diafragma pada lensa kamera yang digunakan,sehingga fokus atau tidaknya lebih mudah dilihat dari kamera,sedangkan kecepatan kamera ( shutter speed ) dapat diatur sesuai dengan jarak pada zoom yang ada di lensa, ( contoh : '1/30 (pada jarak 30mm pada zoom lensa) f '2,4), maka fokus pada diafragma menjadi '2,4' agar objek terlihat lebih fokus dan shutter speed pada kecepatan 1/30s,hasil akan tampak seperti gambar dibawah.
    

Pencahayaan pun sangat mempengaruhi kualitas foto,karena jika terlalu banyak ataupun kurang cahaya,kualitas foto akan sangat berkurang dan menjadi jelek.

ISO/pencahayaan pada pengaturan kamera pun sangat diperlukan, karena jika salah dalam mengatur ISO kualitas gambar pun akan berkurang. Iso terendah terletak pada pengaturan '100',pengaturan ini dapat diterapkan,jika pengambilan gambar dilakukan diluar ruangan,dengan cuaca yang cukup bagus. Dan pada pengaturan ISO '100' kualitas gambar akan mencapai tingkat kualitas gambar yang paling bagus. Kualitas gambar yang bagus dapat didapatkan dalam jarak ISO sekitar 100 - 800,maka kualitas gambar yang akan didapatkan akan bagus dalam ruang dan cuaca teretentu. Pengaturan ISO diatas 800 atau mencapai 1600 biasa nya digunakan pada saat malam hari,ataupun saat diadakannya konser,biasanya orang menggunakan pengaturan ISO pada jarak 1000- 1600,agar mendapatkan gambar pada suatu momen yang tepat tanpa memperdulikan kualitas gambar yang diambil. Biasanya ISO pada jarak 100-800 tidak terlalu banyak memunculkan noise ( titik-titik cahaya pada gambar) karena digunakan pada saat pagi/siang hari,sehingga mendapatkan cahaya yang cukup untuk mengambil gambar. Sedangkan ISO pada jarak 1000-1600 akan memunculkan banyak noise,karena ISO pada jarak ini digunakan pada suasana yang gelap/kurang cahaya. Hal ini membuat kualitas gambar menjadi jelek karena memunculkan banyak noise

Pengaturan-pengaturan seperti diatas dapat dilakukan saat kamera dalam mode 'M' ( Manual ),baik pada lensa maupun pada mode saat memotret. pengaturan tidak dapat dilakukan jika kamera dalam mode 'A' ( Auto ), karena dalam mode ini semua pengaturan dijalankan oleh kamera yang digunakan itu sendiri. Kualitas gambarnya pun diatur oleh kamera itu,sehingga hasil gambar tidak sesuai dengan kenginan kita sendiri. Mode 'A' ( Auto ) biasa digunakan oleh seorang amateur/pemula yang masih belum bisa menggunakan kemampuan maksimal dari kameranya tersebut,tetapi berbeda pada pengguna kamera yang sudah ahli/profesional dalam menggunakan kameranya ini,mereka biasa menempatkan kamera dalam mode 'M' ( Manual ) agar kualitas dan hasil gambar nya bisa sesuai dengan keinginannya. Oleh karena itu saya anjurkan kepada para pemula dalam bidang ini,lebih belajar dalam penggunaan kameranya sendiri sebelum langsung menggunakannya,karena hasil dan kualitas gambar itu tergantung pada si pengguna kamera bukan pada kameranya.